Pengaturan Kamera Untuk Motret Milkyway
Banyak yang tanya sih pengaturan kamera untuk motret milkyway itu kayak gimana sih harusnya?
Oke, saya akan bahas satu-satu hasil foto milkyway yang saya jepret ya. Kenapa setingan saya harus seperti itu.Sebenernya untuk motret malam gini sih tetep aja harus test shoot dulu sih, sebelum hasilnya sesuai yang diinginkan. Karena contoh kasus, di saya pribadi adalah suka bereksplorasi dengan setingan di kamera, "misal tak buat gini gimana ya kalo gitu gimana ya".
Sebenernya ada pentingnya juga riset dulu sebelum motret, selain kita tahu lokasinya kita bisa tahu kebutuhan apa saja yang harus disiapkan, misal butuh senter atau alat bantu lainnya.
Lihat juga : Cara Memotret Milky Way Dengan Benar
Oke untuk foto diatas, lokasinya adalah Teluk Awur Jepara. Kamera menggunakan sony a6000 memakai lensa rokinon 10mm. Kenapa saya menggunakan pengaturan seperti yang tertera pada gambar di atas, karena sebenernya tempat ini gelap sekali, dengan F/2.8 minimal saya gak terlalu memaksakan iso lebih tinggi disini dan saya ingin menampakan sedikit foreground disini. Dan kenapa speed tidak saya lambatkan lagi, karena saya tidak ingin bintangnya jadi bergaris.
Lihat juga : Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Motret Milkyway?
Untuk foto kedua lokasi di pantai Wedi Ombo Gunungkidul. Masih dengan kamera yang sama dan lensa yang sama. Kenapa pengaturannya seperti itu, kondisi sebenarnya dari pantai ini gak terlalu gelap sih karena banyak yang camping dan ada lampu-lampu warung dibelakang saya. Dengan kondisi seperti ini, asumsinya foreground akan aman ketika motret dengan F/4 agar ruang tajamnya jadi lebar. Tetapi akan memaksa untuk speed lebih lambat lagi. Dan juga disini agak mengorbankan iso yang lebih tinggi. alhasil milkywaynya tajem banget tapi foreground ancur karena noise.
Lihat juga : Milky Way di Pantai Siung
Lanjut foto ketiga, lokasinya Candi Gedong Songo. Kamera masih sama dan juga lensanya. Kenapa saya pakai f/4 untuk motret ini padahal lensa rokinon 10mm F-stopnya F/2.8. Kembali lagi karena saya ingin ruang tajam yang lebar pada gambar ini. Karena cahaya foreground ini cukup jadi saya gak terlalu mengorbankan iso tinggi disni dengan speed 20sec sudah cukup cahaya yang masuk kamera agar cahaya dari senter kecil dari sebelah kiri terlihat seperti cahaya normal dan tidak terlalu terang. Ya, foto ini ada bantuan senter kecil untuk menerangi sisi candi sebelah kiri.
Lihat juga : Tips Milkyway di Gedong Songo
Foto selanjutnya berlokasi di dermaga Karimunjawa. Jujur saja awalnya bingung juga mau motret sini karena kalau saya ambil foregroundnya dermaga akan sangatlah terang, jadi sebenernya di belakang kamera dermaganya lampunya terang banget. Disini saya mengambil langsung ke arah depan dengan foreground lampu-lampu dan sedikit pulau. Kenapa pengaturannya seperti diatas, karena saya tidak ingin speednya sangat lambat, itu bisa membuat cahaya dibelakang saya akan memantul ke pantai dan hasilnya air lautnya akan terang sebelah. Kalo diperhatikan ada warna biru di airnya, ya itulah pantulan dari lampu dermaga.
Lihat juga : Milky Way Dan Sunrise Di Sikunir Dieng
Foto selanjutnya dengan lokasi Bukit Love Karimunjawa. Kamera sony a6000 dengan lensa rokinon 10mm. Oke, ini kenapa harus F/4 selain foregroundnya memang cahayanya cukup, tapi juga karena saya butuh ruang tajam yang lebar untuk foto ini. Jarak antara foreground dengan kamera kira-kira hanya 1,5 meter, jadi kalo memaksakan dengan F/besar background milkyway akan kurang tajam.
Lihat juga : Ada Rumah Sasak di Karimunjawa
Foto berikutnya berlokasi di Ranu Kumbolo Gunung Semeru. Kamera tetap sony a6000 dan lensa juga sama rokinon 10mm. kondisi ini yang kadang membuat kita gagal motret milkyway, karena bulan berdampingan dengan milkyway, tapi kenapa disini bisa kelihatan walaupun tipis, karena memang polusi cahaya disini sangatlah minim. Sebenernya ada enaknya kalo milkyway dan bulan muncul bareng, tapi gak berdampingan ya!! tapi pas sisi berlawanan. Wah itu posisi dambaan banget karena dengan posisi seperti itu setingan kamera akan lebih mudah. Iso bisa rendah bukaan bisa jadi lebih kecil biar ruang tajamnya lebar, dan juga speednya gak "ngoyo bangetlah pokoknya" seperti pengaturan di atas.
Lihat juga : BROMO Diary Foto, Star Trail and Timelapse
Foto selanjutnya lokasinya di Gunung Bromo. Kamera masih sama tapi lensanya pakai kit, ini sebelum saya ada lensa 10mm. Ini memang bukan milkyway, tapi ketika ingin memotert seperti ini yang diharapakan adalah bintangnya bergaris, jadi memang pengaturan speednya selambat mungkin, agar bintangnya bergaris. Ini memang bukan hasil dari satu foto tapi puluhan foto yang dijadikan satu. Yah untuk startrail, besok lagi akan saya bagi triknya.
Cara Memotret Startrail bisa klik ini!!!
Lihat juga : Mendaki Dinginnya Gunung Lawu
Jadi kesimpulan untuk memotret malam, yang pertama dilakukan adalah mengetahui foto seperti apa yang ingin dibuat, misal ingin ada foregroundnya atau tidak, kalo gelap ada bantuan cahaya atau tidak, lihat kondisi cahaya sekitar, bisa merusak pencahayaan gambar atau tidak. Yang penting adalah lakukan test shoot terlebih dahulu pengaturan selanjutnya adalah atur setingan yang paling dekat dengan test shoot tersebut. Apabila masih mentok dan harus iso yang ditinggikan ya tidak masalah, seperti kata mbah Darwis "mending dapet gambar noise daripada tidak sama sekali". Kalo masalah speed saya punya patokan dari 10sec sampai 25 sec agar bintangnya tidak bergaris.
Oke sekian dulu, kalo ada pertanyaan silakan tinggalkan komentar.
Joss...
BalasHapusKalo milky way bagus itu kalo nggak salah Juli-Agustus ya..?
ya dari mei sih harusnya dah mulai enak cuacanya, belum tentu agustus om, jadi kalo cuaca enak oktober masih dapet ciamik kok
BalasHapusKalau awal Mei Milky Way nya bener-bener di atas bang.. jadi repot.. Kalau Agustus denger" udah mulai agak selatan, jadi enak ngefotonya..
HapusBtw.. Mantab tu panduannya..
Punya saia masih Canon EOS M.. Semoga settingannya nggak beda jauh buat dapet mily way..
sebenernya gak juga sih om kalo awal mei masih diatas, saya sampe buka stelarium dulu, hahahaha....asal jamnya tepat aja..tapi masalahnya saya termasuk orang yang di php oleh cuaca mei ini yang tidak menentu, hahahahaha
HapusKemaren udah beberapa kali coba ms..
HapusTernyata tantangan selanjutya adalah nentuin fokusnya ya..
hahhahaha, akhirnya kena jebakan batman-nya...iya itu, setelah tau triknya trus masalah sebenarnya adalah ketika praktek, yaitu fokusnya,,,besok tak bahas deh kalo gitu
HapusDeta, kamera kita sama! Ajarin aku motret milkyway buruan, hahaha!
BalasHapuswuihh, om gio...siap banget dong saya kalo bagi2 ilmu
HapusMaulah diajak hunting milky way bro :D
BalasHapusAyok bosku, aq bocahmu
HapusNah...cara motretnya sudah terjawab. Tapi, bgmn menentukan dimana milkyway, blm terjawab.
BalasHapushalah, ayo hunting bareng meneh kan ngerti
HapusCarane nganggo stellarium py tho mas? Aku kok gg paham" 😂
BalasHapusgampang mas, tinggal dipaske sek lokasine, trus diarahke ae mas neng sebelah ndi milkyway'ne, tinggal digeser-geser tok mas. Tapi kunci utama'ne lokasi sek, bisa pake koordinat gps, bisa langsung nama kota
HapusHayuu atuh ikutan haunting, tpi a6000 saya masih kit lensanya
BalasHapushayu, sini-sini main ke ungaran. bisa aj kok walaupun pake lensa kit
BalasHapusMas mau tanya dong, a6000 setting detik (30")dmn ya, baru beli nih, tp setting detik buat milky way gak ketmu..hehe mkah mas
BalasHapusdibuat manual mas, trus yg shuter speednya dimentokin ke 30 detik. kalo masih bingung lihat ini kak---> https://www.kulkasgendong.com/2019/07/cara-memotret-milky-way-dengan-benar.html
BalasHapus